1. Kesenian Ketoprak
Ketoprak adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan.
Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Kini kemanakah Kesenian ketoprak tradisional itu berada? apakah sudah Masuk Museum?. Kini yang dapat kita saksikan mungkin ketoprak humor yang sering tampil di Televisi.
2. Kesenian Ludruk
Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang dipergelarkan di sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.
Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh semua kalangan.
3. Kesenian Wayang orang
Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut. Wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731.
Sesuai dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan boneka-boneka wayang (wayang kulit yang biasanya terbuat dari bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan manusia-manusia sebagai pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Mereka memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali pemain wayang orang ini diubah/dihias mukanya dengan tambahan gambar atau lukisan.
4. Budaya Gotong Royong
Kata gotong royong berasal dari bahasa Jawa, Gotong [Mikul] mempunyai arti dalam bahasa indonesia adalah memikul atau mengangkat, Sedangkan Royong [kroyok'an/royok'an] dalam bahasa indonesia adalah bersama-sama atau berjama'ah.
Jadi gotong royong bisa diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia adalah melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama. Dan gotong-royong sendiri bukan berarti kerja bhakti melainkan kebersamaan dalam melakukan pekerjaan. Budaya gotong royong merupakan warisan nenek moyang kita, namun saat ini gotong royong secara perlahan mulai hilang dari bumiku tercinta. Terutama di lingkungan perkotaan Gotong royong sudah hilang.